Kejadian unik terjadi pada Liga 1 2024-2025 kemarin. Pada laga antara Persik melawan Persis di Stadion Brawijaya, Kediri yang menjadi rangkaian dari MD22 Liga 1 saat ini, sempat terjadi insiden padamnya lampu penerangan di lapangan. Sontak, ini membuat laga yang sedang berlangsung harus berhenti beberapa saat. Ternyata, ada cerita menarik dibalik insiden ini.
Momen Terjadinya Pemadaman
Lampu Stadion Brawijaya tiba-tiba mati saat laga memasuki menit ke-86. Seluruh lampu penerangan lapangan Stadion Brawijaya padam, menyisakan dua sumber cahaya di lapangan. Dua sumber cahaya itu bersumber dari lampu penerangan di tribun VIP sebelah Barat dan iklan yang sudah dipasangi LED.
Akibat insiden ini, laga pun terpaksa dihentikan beberapa saat. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemain Persik dan Persis untuk keluar dari lapangan untuk beristirahat. Sembari menunggu lampu lapangan hidup sepenuhnya, kedua pelatih dari kedua tim mencoba memberikan arahan dengan menggunakan cahaya yang dipancarkan oleh telepon genggam atau senter kecil. Para pemain kedua tim pun dengan khusyuk mendengarkan instruksi sembari meminum air putih atau minuman energi yang diberikan oleh ofisial masing-masing tim.
Disinyalir Merupakan Sabotase Tangan Jahil
Pihak Panpel (Panitia Pelaksana) Persik kemudian melakukan investigasi untuk mencari penyebab padamnya lampu-lampu Stadion Brawijaya. Apalagi, pada malam itu, tidak ada giliran pemadaman listrik dari PLN setempat. Ini tentunya menimbulkan kecurigaan.
Ternyata, mereka menemukan penyebabnya. Melalui Ketua Panpel mereka, Tri Widodo, ternyata diketahui jika ada dua panel listrik MCB (Miniature Circuit Breakers, Pemutus Sirkuit Miniatur) yang diputus. Ini yang membuat lampu-lampu di Stadion Brawijaya tidak bisa aktif karena itu merupakan sumber daya dari lampu-lampu tersebut.
"Dari pengecekan petugas PLN yang bertugas, kami menemukan dua panel listrik MCB yang terletak di sebelah jembatan SMAN lepas. Karenanya, aliran listrik ke lampu stadion menjadi terputus dan menyebabkan lampu-lampu tersebut padam. Nah, MCB ini tidak bisa lepas sendiri. Jadi, dugaan dari teman-teman PLN, pasti ada orang jahil yang melepas MCB tersebut, karena MCB tidak bisa lepas sendiri meskipun ada kejadian darurat sekalipun."
Widodo juga menjelaskan proses menyalanya lampu-lampu Stadion Brawijaya yang memakan waktu hingga 15 menit. "Lampu-lampu di stadion ini masih jenis lama, bukan LED. Jadi butuh waktu sekitar lima sampai 10 menit untuk menyala lagi. Jika pakai lampu LED bisa langsung menyala," ujar Widodo.
Untungnya, lampu-lampu tersebut berhasil dinyalakan kembali dan laga bisa berjalan normal seperti semula. Setelah melakukan pengecekan sekitar lima menit, lampu-lampu Stadion Brawijaya mulai dinyalakan kembali. Semua lampu kemudian menyala sempurna selang 15 menit kemudian.
Setelah memutar kembali penunjuk waktu ke menit ke-86, yang merupakan menit sebelum terjadi pemadaman, Gedion Dapaherang, wasit yang bertugas, memulai kembali jalannya laga yang berhenti di angka 0-0 itu. Sayangnya, di sisa laga, Persik dan Persis tidak mampu mencetak gol kemenangan. Laga tersebut tidak menghasilkan gol dan berakhir dengan skor 0-0.
Walau begitu, insiden ini tentunya menjadi menarik, karena kejadian ini tidak terlalu sering terjadi di dunia sepak bola. Mau mendapatkan berita-berita sepak bola seperti ini secara up-to-date? Ikuti terus ShotsGoal sebagai sumber berita terkini seputar dunia sepak bola!